Jumat, 23 Maret 2012

Bahayanya Anak Terpapar Asap Rokok

Related Content

Ghiboo.com - Amat penting untuk menjauhkan anak dari paparan asap rokok. Dan amat bijaksana bila orangtua yang merokok mengerti hal tersebut dengan menjauh dari anak saat akan merokok.

Penelitian terbaru dari Norwegia menemukan bahaya yang mengancam bagi para perokok pasif, terutama anak-anak.

Anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko dua kali lipat mengembangkan penyakit paru-paru obstruktif kronik (POKK) kelak saat mereka beranjak dewasa dibandingkan perokok pasif dewasa.

Penyakit paru-paru obstruksi kronik merupakan klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik, bronkitis, emfisema dan asma.

Temuan yang dipublikasikan dalam journal Respirology ini merupakan hasil penelitian dari Haukeland University Hospital di Bergen, Norwegia terhadap 433 pasien dewasa pengidap PPOK dan 325 pasien dewasa sehat untuk menilai faktor risiko untuk kondisi yang menyebabkan kesulitan bernafas dan tumbuh lebih buruk dari waktu ke waktu.

Peneliti menemukan wanita yang sering terpapar asap rokok ketika masih kecil memiliki risiko 1,9 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru. Sedangkan, pria yang sering terpapar asap rokok ketika masih kecil memiliki risiko 1,5-1,7 kali lipat lebih besar dari pada mereka yang tidak terkena paparan asap rokok.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa risiko jangka panjang terkena PPOK dapat dikurangi dengan menjauhkan anak dari paparan asap rokok," papar peneliti Ane Johannessen dilansir melalui Everydayhealth, Selasa (20/3).

Memang benar jika asap rokok bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya PPOK, sebab polusi udara dan faktor genetika juga memainkan peran. Namun menurut peneliti, asap rokok menjadi faktor terkuat timbulnya gangguan pada paru-paru.

Saat nya sekarang kita melindungi anak kita dan keluarga kita dari asap rokok.. kalau kita saja sudah tidak mampu melindungi anak anak kita dan keluarga kita apalagi oprang lain...

Terkadang kita sibuk melindungi anak kita dari hal yang sangat sepele.. sampai kita rela pasang badan dan menantang maut.. tetapi ketika kita merokok di depan anak kita.. sama saja kita membunuh dia pelan pelan... mari kita sadar keluarga... merokok silahkan saja.. tetapi anak anak kita juga perlu perlindungan dari asap rokok.. merokoklah jauh dari kehidupan anak anak.. jangan di dalam rumah

semoga
by DEZH

Senin, 16 Januari 2012

Ingin Punya Anak Pintar? Simak Rahasianya

REPUBLIKA.CO.ID, Cikal bakal otak anak mulai terbentuk pada usia kehamilan dini. Anak sehat dan pintar di sana bermula. Dari situ pulalah, masalah dan gangguan perkembangan bisa muncul. Kalau mau memiliki anak yang pintar dimulai dari sini (masa awal kehamilan) karena lempengan otak sudah terbentuk saat usia kehamilan 18 hari. Maka itu, kehamilan tersebut benar-benar harus dipersiapkan, ujar dokter spesialis tumbuh kembang anak, dr Ahmad Suryawan SpA(K).

Dari bentuk lempengan, pertumbuhan otak dalam janin akan terus tumbuh. Puncaknya saat kehamilan antara empat bulan hingga enam bulan. Nutrisi yang baik dan didukung psikis ibu yang stabil akan membentuk sel-sel otak bayi. Semakin banyak sel otak yang tumbuh, semakin tercipta anak yang cerdas. Untuk itu, pada masa kehamilan, ibu dilarang stres karena akan memengaruhi perkembangan sel-sel pembentukan otak.

Setelah bayi lahir, sel-sel otak harus distimulasi agar semakin banyak pembentuk jaringan penghubung sel-sel otak. Masa stimulasi ini, lanjut dokter yang akrab disapa Wawan itu, sangat penting dilakukan sejak dini. Otak anak yang kurang stimulasi tak memiliki jaringan penghubung.

Wawan menitikberatkan masalah stimulasi dini agar para orang tua mengetahui perkembangan anaknya. Sebab, ada masa periode kritis. Saat itu, pertumbuhan otak anak tidak tumbuh dan tidak berkembang. Periode kritis ini adalah sebuah kurun waktu dalam pertumbuhan otak anak. Bila didapatkan gangguan, akan berakibat anak mengalami kelainan perkembangan yang permanen dan sulit disembuhkan, paparnya di Karawaci, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

Jika gangguan tersebut diketahui sejak dini, masih bisa dilakukan langkah-langkah perbaikan. Namun, jika deteksi terlambat, dikhawatirkan menjadi cacat seterusnya. Karena, pertumbuhan otak itu hanya sampai usia anak enam tahun.


by DEZH

Lintas Berita

Selamat datang di blog kami, anda adalah pengunjung yang ke

SELAMAT DATANG diwilayah

INFORMATIKA, KESEHATAN, JURNAL ILMIAH,
PENGEMBANGAN DIRI, MOTIVASI, DESA KEDATON