Asma’ Allah disebut al-husna karena mengandung arti menyucikan, mengagungkan, dan memuliakan. Al-husna adalah suatu kelebihan seperti Mahasempurna, Mahamulia, Mahatinggi, Mahabesar, Mahakuasa, dan lain-lain.
Nama-nama ketuhanan yang patut disembah (Uluhiyyah), seeperti: hidup kekal, hidup sebelum ada sesuatu dan tetap kekal sesudah segala sesuatu tiada, Mahakuasa dan mampu berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya Maha Mengetahui segala apa yang terang dan yang gaib, yang satu, esa dan tunggal tidak beranak dan tidak diperanakan. Nama-nama dan sifat Rububiyyah yang hanya dapat dilakukan oleh Allah saja. Seperti pemberi rezeki, tempat bermohon dan bergantung, Maha Pemberi keamanan, Pelindung, Maha Pemberi ketenteraman dan kedamaian, Maha Pemegang, Penahan, dan Pelepas, dan lain-lain.
Nama dan sifat pengawas serta pengontrol, seperti Maha Mendengar, melihat, dan Menghitung.Nama-nama dan sifat-sifat yang disenangi hati, seperti Maha Pengampun dan Pemaaf, Mahakasih, Maha Menyukuri hamba-Nya yang berbuat kebajikan.
Nama-nama dan sifat-sifat yang wajib kita contoh untuk perbaikan akhlak kita, seperti pemaaf, yang Mengasihi, yang Penyayang, Penyantun, Tenang, Bijaksana dan Sabar, Pemurah, Kuat, Terpuji, Yang Baik, Adil Kaya, Bermanfaat, dan Pemberi petunjuk. Untuk penggunaan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang Uluhiyyah dan Rububiyyah, kita harus memakai kata Abdu (hamba), dan yang paling khusus ialah Allah dan ar-Rahman yang tidak boleh disifatkan kepada selain Allah.
Allah swt. menyifatkan beberapa orang nabi dan rasul dengan sifat-sifat Allah swt., seperti kepada Rasulullah Muhammad saw. dengan Rauf dan Rahim. Misalnya dalam firman-Nya,”Sesungguhnya telah datang keapdamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat teasa olehnya pendeitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (at-Taubah: 128)
Tentang Nabi Nuh, Allah berfirman,
”(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba Allah yang banyak bersyukur.” (al-Israa’: 3)
Allah memuji Nabi Ibrahim a.s. dengan firman-Nya,
”Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun, lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (Huud: 75)Allah swt. juga memuji Nabi Ayyub a.s. dengan firman-Nya,
”Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar: Dialah sebaik-baik hamba karena dia sesungguhnya amat taat kepada Rabbnya.” (Shaad: 44)Nama Muhammad saw. bersabda,
”Berakhlak dengan akhlak Allah.”
Untuk nama-nama Allah yang bersifat akhlaqi orang dapat memakainya tanpa didahului dengan Abdu, tetapi harus dengan ketentuan anggapan bahwa sifat itu terbatas kepada sifat manusiawi dan bukan sebagai sifat Ilahi.
Nama-nama tersebut seperti Rahim, Malik, Aziz, Latif, Halim, al-Muiz li Dinillah, Bashirah, Badi’ah, Karimah, Nafi’ah, Rauf, Majid, Afuwwu, Rasyid, Wakil, Wali, Waali, Qawi, Matin, Syakurr, Ghoni.Allah swt. bersifat Maha, tetapi sifat-sifat manusia sangat kecil dan terbatas kemampuannya
http://www.zaidanzahran.com/index.php?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar