Inspirasi dari Timur
"Luar Biasa!", kata Ahmad Azizs (63 tahun), dokter senior dan pembaru sosial dari Halmahera Selatan menanggapi acara Sharing Praktek Cerdas Kawasan Timur Indonesia selesai.
Ia seorang dokter yang sangat istimewa. Ia dan kawan-kawan mengembangkan Malaria Center dan Rumah Damai. Ia pun salah satu presenter praktek cerdas Forum Kawasan Timu Indonesia V pada 1-2 November 2010 di Ambon, Maluku.
Ia cerita bagaimana ia dan kawan-kawan berperang melawan nyamuk malaria, yang jenisnya ada 14 di Halmahera Selatan. Ia mengubah cara melihat malaria. Ia tidak hanya mengobati yang sakit, melainkan membangun gerakan sosial yang masif. Gerakan mempersempit tempat-tempat nyamuk bersarang.
Jadi, melawan pesawat-pesawat malarian yang mampu terbang 2 km lebih. Caranya, bukan dengan obat, melainkan membuat keseimbangan lingkungan agar nyamuk tak berkembang biak.
"Sebenarnya, bila lingkungan bersih tak ada genangan air. Dan, ada banyak binatang piaraan. Nyamuk tak perlu repot-repot menghisap darah manusia," jelasnya.
"Nyamuk sebenarnya tidak makan darah. Darah dibutuhkan sebagai protein untuk bertelur," tambahnya.
I selalu berbinar-binar bila sedang bercerita tentang sang nyamuk. Saya sendiri menjadi lebih paham sekarang tentang malaria. Saya pernah menderita malaria dan memang mau mati rasanya.
Ia salah seorang yang semula ragu dengan konsep pertemuan yang kami tawarkan. Ia meminta tim saya untuk memoles dan jangan membiarkan orang-orang kampung dipermalukan di depan audiens.
Saya mencoba meyakinkan percayalah pada kekuatan orang-orang "kampung". Akhirnya, ia mengaku ternyata apa yang terjadi kemarin diluar dugaannya.
Orang-orang kampung itu sangat menginspirasi. Mereka adalah Rumah Perempuan (Kupang), Sekolah Kampung (Sarmi), Desa Sehat tanpa Asap Rokok (Enrekang), Koperasi Perempuan (Buton), Perusahaan Desa (Lombok Timur) dan sembilan inspirator lainnya dari mulai gubernur hingga bupati.
Mereka semua luar biasa. Peserta dan penonton meluber hingga sore.
Saya sendiri sempat tertegun beberapa kali. Energi mereka luar biasa.
"Ini seharusnya ditonton oleh semua bupati," tambah Aziz. Ia percaya bila semua bupati melakukan seperti yang saya lihat hari ini, KTI akan cepat lepas landas.
by DEZH
Ia seorang dokter yang sangat istimewa. Ia dan kawan-kawan mengembangkan Malaria Center dan Rumah Damai. Ia pun salah satu presenter praktek cerdas Forum Kawasan Timu Indonesia V pada 1-2 November 2010 di Ambon, Maluku.
Ia cerita bagaimana ia dan kawan-kawan berperang melawan nyamuk malaria, yang jenisnya ada 14 di Halmahera Selatan. Ia mengubah cara melihat malaria. Ia tidak hanya mengobati yang sakit, melainkan membangun gerakan sosial yang masif. Gerakan mempersempit tempat-tempat nyamuk bersarang.
Jadi, melawan pesawat-pesawat malarian yang mampu terbang 2 km lebih. Caranya, bukan dengan obat, melainkan membuat keseimbangan lingkungan agar nyamuk tak berkembang biak.
"Sebenarnya, bila lingkungan bersih tak ada genangan air. Dan, ada banyak binatang piaraan. Nyamuk tak perlu repot-repot menghisap darah manusia," jelasnya.
"Nyamuk sebenarnya tidak makan darah. Darah dibutuhkan sebagai protein untuk bertelur," tambahnya.
I selalu berbinar-binar bila sedang bercerita tentang sang nyamuk. Saya sendiri menjadi lebih paham sekarang tentang malaria. Saya pernah menderita malaria dan memang mau mati rasanya.
Ia salah seorang yang semula ragu dengan konsep pertemuan yang kami tawarkan. Ia meminta tim saya untuk memoles dan jangan membiarkan orang-orang kampung dipermalukan di depan audiens.
Saya mencoba meyakinkan percayalah pada kekuatan orang-orang "kampung". Akhirnya, ia mengaku ternyata apa yang terjadi kemarin diluar dugaannya.
Orang-orang kampung itu sangat menginspirasi. Mereka adalah Rumah Perempuan (Kupang), Sekolah Kampung (Sarmi), Desa Sehat tanpa Asap Rokok (Enrekang), Koperasi Perempuan (Buton), Perusahaan Desa (Lombok Timur) dan sembilan inspirator lainnya dari mulai gubernur hingga bupati.
Mereka semua luar biasa. Peserta dan penonton meluber hingga sore.
Saya sendiri sempat tertegun beberapa kali. Energi mereka luar biasa.
"Ini seharusnya ditonton oleh semua bupati," tambah Aziz. Ia percaya bila semua bupati melakukan seperti yang saya lihat hari ini, KTI akan cepat lepas landas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar